selama ini saya sebagai siswa kelas akhir selalu saja memikirkan masa depan. entah itu berkenaan dengan tempat perkuliahan dan segala tetek bengek lainnya. kegundahan ini memang melanda sejak kelas XI, tapi rencana, saya memiliki minat untuk kuliah di UIN SUKA Yogyakarta dengan mengambil jurusan aqidah-filsafat. toh walaupun jurusan ini rawan mendapatkan kekhawatiran dari pihak pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep Madura.
keinginan orang tua memondokkan anaknya tak lain adalah satu yakni agar menjadi anak yang pintar, melebihi kualitas keilmuan orang tua yang dapat dikatakan minim. bahkan, dalam skala Madura berdasarkan presentase 70 persen penduduk orang tua tanpa pendidikan dan buta huruf. oleh karena itu, perlu peran penting para pemuda supaya menjadi orang berpendidikan yang mengabdi terhadap kepentinga lokal dan nasional.
hal yang membuat saya bingung adalah keinginan orang tua yang menginginkan anaknya terus melanjutkan studinya dipesantren, sementara dari pihak anak mulai ada semacam kejenuhan hidup dipesantren, sekali-kali ingin menapaki hidup diluar Madura yang katanya bisa menambah pengalaman. jika saya menentang kebijakan orang tuaku, pasti saya dicap sebagai anak durhaka. Tapi, bagaimanapun ini merupakan penentuan masa depanku. namun demikan saya harus mendapatkan restu bundaku untuk kuliah di Yogyakarta.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar